Renovasi Bertahap St Paulus Depok, Meretas Jalan ke Betlehem.

BELASAN misdinar terlihat berdesakan di ruang sakristi menjelang misa mingguan di Paroki St Paulus Depok Lama beberapa waktu lalu.  Wisanggeni, salah satu misdinar, mencoba fokus melakukan tugasnya melayani misa. Namun demikian gerak tubuhnya menyiratkan dia tidak begitu nyaman. Bagaimana tidak, di ruang sakristi yang tidak seberapa luas itu, dia harus berdesakan dengan 11 misdinar lainnya, 9 Petugas Luar Biasa (PLB), plus beberapa petugas liturgi.

“Ya begitulah kondisi setiap menjelang misa,” kata Kak Rere, yang sudah belasan tahun mendampingi para misdinar.

Menurut Koordinator Subseksi Tata Perayaan, Ibadat & Slide Misa ini, idealnya sebelum bertugas mestinya ada saat hening untuk misdinar, PLB dan petugas liturgi. Pada saat itu Romo juga bisa memberikan briefing. Namun itu menjadi hal yang sangat sulit dilakukan mengingat kapasitas ruang sakristi yang sudah pada tahap sumpek alias jenuh.

“Tidak jarang saya menahan anak-anak di ruang misdinar ketimbang berjubel di ruang sakristi,” ujar Rere.

Hal yang sama diungkapkan oleh Koordinator Seksi Liturgi Yoseph Juliantono. Pria yang akrab disapa Pak Toni ini juga mengaku sering pekewuh atau sungkan. Pasalnya tidak semua petugas liturgi adalah pria.

“Mereka kan juga ganti jubah di ruang sakristi. Sementara ruangan sempit, jadi rasanya gimana gitu lho,” kata Toni.

“Selain itu ada beberapa bagian plafon yang bolong karena atapnya bocor,” imbuhnya.

Fakta-fakta itulah yang memercik pikiran Pastor Paroki Agustinus Anton Widarto OFM untuk melakukan sesuatu. Setelah berdinamika dengan Pastor Vikaris Yustinus Agung Setyabudi OFM dan DPP-DKP maka diputuskan dilakukan renovasi.

Menurut Romo Anton, jika melihat kondisi saat ini mestinya dilakukan renovasi secara menyeluruh, bukan hanya ruang sakristi. Saat ini masih banyak umat yang terpaksa mengikuti misa di luar bangunan gereja alias di bawah kanopi. Namun mengingat keterbatasan anggaran, maka renovasi sakristi menjadi prioritas.

“Desain yang kita buat tetap renovasi bangunan gereja menyeluruh, termasuk rencana membuat balkon. Namun untuk sementara ruang sakristi yang menjadi prioritas. Itu sebabnya kita sebut renovasi bertahap,” tutur Romo Anton.

“Apakah nanti akan berlanjut ke bangunan gereja? Itu mimpi kita semua. Kita lihat nanti kemampuan keuangan paroki dan sejauh mana antusiasme dan keinginan umat untuk memiliki gereja yang lebih nyaman,” ujarnya.

“Saya tidak selamanya berada di paroki ini, tapi umatlah yang akan tetap berada di paroki St Paulus ini,” kata Romo Anton saat melakukan kunjungan pastoral ke Wilayah Gregorius.

Membentuk panitia renovasi bukan hal yang mudah. Sejumlah kandidat memilih “balik kanan”. Hal yang sangat bisa dimaklumi mengingat tugas yang diemban cukup berat: mulai sosialisai, merancang desain, hingga menggalang dana, dan bertugas hingga Desember 2025.

Total dana yang dibutuhkan hampir mencapai Rp9 miliar. Untuk tahap pertama yaitu pembangunan sakristi dibutuhkan dana sekira Rp1,5 miliar.

“Saya yakin Tuhan dengan caranya sendiri akan membiayai renovasi bertahap ini,” kata Indradana Ardian, saat bersedia menjadi ketua panitia pelaksana renovasi bertahap.

Ketua Wilayah Fransiskus Asisi ini didukung oleh empat tim yaitu Tim Teknik, Tim Dana, Tim Logistik, dan Tim Sekretariat.  Penunjukkan vendor/kontraktor dilakukan melalui lelang terbuka dan seleksi cukup ketat. Dari 16 vendor yang mengikuti lelang tahap pertama, setelah dilakukan seleksi dan verifikasi, terpilihlah PT Bangun Wahana Mandiri sebagai pemenang.

Kick off renovasi dilakukan pada 12 Oktober 2024 ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Romo Anton. Ini dilakukan setelah rencana renovasi mendapat lampu hijau dari Keuskupan Bogor.

“Untuk tahap pertama, kita fokus pada perbaikan struktur bangunan dan perluasan ruang sakristi. Ruang sakristi di perluas dari 40 meter persegi menjadi 105 meter persegi. Targetnya bulan Februari 2025 ruang sakristi sudah bisa digunakan,” kata Bobby Indarto dari Tim Teknis.

Kisah  inspiratif

Kisah Fransiskus Assisi yang mendapat perintah langsung dari Yesus untuk memperbaiki gereja menjadi sumber inspirasi dan spirit Panitia Renovasi. Fransiskus adalah manusia hedon yang gemar berfoya-foya yang mengalami pertobatan pada tahun 1206.

Saat berlutut dan berdoa di depan Salib Bizantium, Fransiskus mendengar suara dari Patung Yesus yang tersalib: “Fransiskus, pergi dan perbaikilah gereja-Ku yang kau lihat hampir roboh itu.”

Tema Natal 2024 “Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem” juga menjadi sumber inspirasi. Betlehem adalah simbol perjalanan iman.  Dalam perspektif yang jauh lebih kecil, Gereja St Paulus Depok juga bisa dikatakan simbol perjalanan iman umat katolik Keuskupan Bogor, khususnya umat katolik kota Depok.

Dalam buku “50 Tahun Paroki St Paulus Depok” disebutkan tahun 1889 sudah ada keluarga katolik di Depok meski harus ke Jakarta dan Bogor untuk mengikuti perayaan Ekaristi.

Pastor dari Bogor baru melayani umat katolik Depok pada tahun 1940-an. Misa pun dilakukan dari rumah ke rumah sebelum akhirnya dibentuk Stasi St Paulus Depok, bagian dari wilayah vikariat apostolik Sukabumi.

Tanggal 7 Februari 1960, Stasi St Paulus Depok resmi menjadi Paroki St Paulus Depok dan berada di Jalan Melati No 4, gereja yang menjadi tempat perziarahan iman kita sampai saat ini.

Perjalanan panjang tersebut mestinya menjadi inspirasi untuk menjadikan paroki kita menjadi “Betlehem” mungil. Kita semua berharap  bersamaan dengan selesainya renovasi seluruh tahap, umat semakin nyaman dan penuh suka cita saat pergi ke “Betlehem” setiap akhir pekan. Seperti ketika para gembala dan orang Majus mencari dan menyembah Yesus.

Selamat Natal dan Tahun Baru

Rusna Djanur Buana

Sekretariat Panitia Renovasi Bertahap Gereja St Paulus Depok

Scroll to Top
Open chat
💬 LIVE CHAT
Gereja Katolik St. Paulus Depok
Halo
Silahkan tulis pesan Anda..